Sudah Empat Bulan Terbaring Dan Tak Bisa Sekolah Akibat Tumor, Tegar Rudianto Butuh Bantuan

Jabar

SUBANG.(MSS),- Tegar Rudianto (13) anak kandung Rudi (42) dan Darini (41) warga Dusun Suka Asih Rt. 01/Rw.03, Desa Muara, Kecamatan Blanakan, Kabupaten sudah empat bulan lebih terbaring lemas di tempat tidur akibat sakit tumor dibagian kaki kirinya.

Iapun tak bisa berjalan karena menurut keterangan Medis kaki sebelah kirinya terkena Tumor, dan ia pun terpaksa harus berhenti melanjutkan Pendidikannya ke SMP.

Sakit tumor yang dideritanya sejak bulan Februari 2025, berawal ketika ia terjatuh dan kaki kirinya terperosok di saluran air kemudian kakinya di urut pada tukang urut yang tinggal satu Dusun dengannya.

Setelah 3 (tiga)kali di urut, Tegar mengalami kemajuan, walaupun jalannnya sambil tertatih-tatih ia pun bisa sekolah lagi.

Saat itu salah satu guru menyarankan agar Tegar di bawa urut ke daerah pangulah Cikampek, Tegar dan keluarga pun mengikuti saran gurunya, namun bukannya sembuh, malah kaki kiri Tegar kembali membengkak dan bengkaknya semakin besar.

Akhirnya Tegar di bawa ke klinik Bhakti Asih Desa Blanakan, setelah di Ronsen, Dr. Hasanudin menyarankan untuk di rujuk ke RS. Karya Husada Cikampek. Setelah di RS Karya Husada, Tegar kembali di Ronsen dan hasilnya Tegar harus di Rujuk ke RS. Darmais Jakarta.

Rupanya akibat urut di pangulah Cikampek tersebut, Pembengkakan pada kaki kiri tegar hingga kini tak kunjung kempis, bahkan saat ini ia mengalami trauma akut, karena rasa sakit saat diurut masih terasa dan terus menghantui pikirannya.

“Setelah di Urut di pangulah Cikampek, anak saya mengalami trauma berat, sampai sekarang tidak mau di bawa berobat kemana pun, sudah empat bulan saya harus membeli obat anti nyeri dua kali sehari yang harganya Rp.50 ribu sehari dan harus di minum setiap hari ” Ungkap orang tua Tegar, Rudi. Kamis (24 Juli 2025).

Menurutnya, dirinya hanya seorang Ketua RT. 01 di Dusun Suka Asih Desa Muara, yang tidak mempunyai pekerjaan tetap, kadang kalau ada orang yang nyuruh baru punya pekerjaan. Sedangkan istrinya hanya kerja dipenggesekan ikan asin yang upahnya pun tidak menentu. “Kalau lagi banyak ikan, dapat Rp. 70 ribu dan kalau lagi tidak ada ikan ya ga dapat upah” keluhnya .

Untuk berobat anak Ke Rumah Sakit tambahnya, memang dirinya memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS), namun biaya hidup selama di Rumah Sakit dan biaya mobilisasi untuk membawa anaknya ke Rumah sakit yang jadi kendala.

” Kami berharap dapat Bantuan dari Pemerintah maupun Desa serta uluran tangan dari semua para dermawan untuk kebutuhan biaya hidup kami selama di Rumah Sakit ” harapnya.(AM).